Dr. I Ketut Gd. Darma Putra, Skom., MT. - Menemukan Arah Hidup Setelah Menjadi Dosen

Tidak semua orang mampu mengetahui apa arah hidupnya secara langsung. Demikian juga pada Dr. I Ketut Gd. Darma Putra, Skom.,MT, salah satu dosen di jurusan teknik elektro. Beliau mengaku baru menemukan arah hidup setelah menjalani pekerjaan sebagai seorang dosen.

“Saya menjadi dosen di Unud sekitar tahun 1999, awalnya saya tidak ada keinginan menjadi dosen, tapi selepas dari S1 ada bukaan program CTAB (Calon Tenaga Akademik Baru) di Unud. Dan syarat dari program tersebut, harus bersedia sekolah lagi di S2. Nah, akhirnya saya memilih pilihan ini,” ungkap Beliau. Selayaknya para sarjana yang baru lulus dari masa pendidikannya, Beliau juga sempat mengirimkan beberapa lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan. Dan akhirnya pilihannya jatuh pada pekerjaan sebagai dosen, setelah menempuh pendidikan S1 selama 4 tahun (1993 s/d 1997) di ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya, jurusan Teknik Informatika. Berkat program CTAB inilah, Beliau berhasil menempuh pendidikan S2 di Teknik Elektro (Sistem Komputer dan Informatika) di UGM Yogyakarta pada tahun 1998. Kemudian mendapatkan gelar Magister Teknik dua tahun kemudian.

Ditanya mengenai suka dukanya menjadi dosen di Unud, Beliau menjawab, “Kalau dukanya, yah jauh dari rumah ke Unud,” Beliau mengatakan hal demikian karena tinggal di Mengwi Tani, Badung. “Tapi, disinilah saya menemukan arah hidup,” terang Beliau. Ya, Beliau mengungkapkan telah menemukan arah hidup setelah menjadi dosen karena bisa mewujudkan cita – cita luhur yang dimilikinya. “Menulis buku, merupakan idaman saya sejak lama dan baru terealisasikan sekarang, buku pertama saya berjudul ‘Sistem Geometrika’ yang diterbitkan oleh Andi Offset pada Februari 2009, dan sekarang bisa didapatkan di toko – toko buku terdekat,” jelas Beliau sambil berpromosi. Beliau mendapatkan beasiswa dari BPPS untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S3, UGM merupakan pilihannya untuk menempuh S3 di Teknik Elektro (Image Processing / Biometrika). Dan yang lebih membanggakan lagi, Beliau berhasil mendapatkan predikat cumlaude karena mampu meraih gelar Doktor hanya dalam kurun waktu dua tahun saja. Dengan bidang keahlian di Sistem Cerdas, Image Processing, dan Teknologi Informasi.

Beliau juga ikut dalam pengembangan sistem SIMAK di Fakultas Teknik Universitas Udayana, ikut dalam tim kompetisi TPSDP, berhasil memperjuangkan pendirian Teknik Informatika di Fakultas Teknik Unud dan bergabung dalam tim pengembangan Teknik Informatika. Tidak hanya itu saja, Beliau juga sudah mengikuti kegiatan seminar baik itu nasional maupun internasional sebagai peserta, pembicara, panitia, dan pemakalah. Pernah juga menulis di jurnal akreditasi di tingkat Nasional.

Ditanya mengenai kesibukannya sekarang, saat ini Beliau sedang melakukan riset – riset pengembangan beberapa sistem informasi diantaranya di PDAM Tabanan yaitu membangun sistem informasi yang berbasiskan SMS, mengembangkan sistem informasi di Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali, serta mengelola sistem informai di lembaga pengkreditan di desa – desa, ada sekitar 6 LPD di Denpasar dan Tabanan, pernah juga ikut dalam riset Grant.
“Unud secara umum sudah lebih maju dibandingkan dulu, dari segi IT sudah lengkap, namun menurut saya, Unud Fakultas Teknik khususnya belum mampu menjadi ikon teknologi informasi. Maka harus terus berbenah diri lebih cepat supaya Unud bisa menjadi salah satu ikon kampus di nasional atau bahkan internasional di bidang teknologi informasi. Itu salah satu syarat supaya Unud bisa masuk di jajaran World Class University,” jawab Beliau ketika ditanya mengenai harapannya untuk Unud.

Terakhir, Beliau juga menambahkan kepada para mahasiswa, “Atmosfer akademik dikalangan mahasiswa harus ditingkatkan, perbanyak melakukan diskusi. Dan kejar terus materi yang disampaikan pada kegiatan kuliah, jangan berpatokan pada apa yang telah diberikan oleh dosen, karena hanya sedikit sekali ilmunya.” (nby)

Identitas:
I Ketut Gede Darma Putra
Mengwitani, 24 April 1974
Bali Biru Informatech, Pertigaan Mengwitani, Jl. Raya Denpasar-Tabanan, Badung, Bali, Indonesia, 80351
Email duglaire@yahoo.com

Publikasi/Karya Ilmiah:
  1. Pencarian Citra pada Basisdata Citra berskala besar dengan metode Wavelet Multiresolusi (Tesis S2 – UGM, 2000)
  2. Pencarian ciri-ciri citra dengan Wavelet Multiresolusi (Majalah Ilmiah Teknik Elektro UNUD,2003)
  3. Sistem Autentikasi Biometrik (Majalah Ilmiah Teknik Elektro UNUD,2004)
  4. Sistem Identifikasi Wajah dan Telapak Tangan dengan metode Wavelet Block Feature (Seminar Nasional Research Grant Yogyakarta, Feb 2004)
  5. Sistem Identifikasi Wajah dengan Metode Wavelet Block Feature (Majalah Ilmiah Teknik Elektro UNUD,2004)
  6. Binerisasi Citra Tangan dengan Metode Otsu (Majalah Ilmiah Teknik Elektro UNUD,2004)
  7. Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan memanfaatkan Alihragam Gelombang Singkat (Jurnal Akreditasi PAKAR UTY Jogjakarta, 2004)
  8. Sistem Verifikasi biometrika Telapak Tangan (Proseding UTY Jogjakarta, 2005)
  9. Biometric Palmprint Verification using Fractal Method (EECCIS conference, Univ. Brawijaya Malang, 2006)
  10. Biometrics Palmprint verification using fractal codes (RPCS Conference UTM, Malaysia 2006)
  11. Biometrics Palmprint verification using fractal codes and fractal dimension (8th IASTED Conference Hawai, 2006)
  12. Sistem Verifikasi Telapak Tangan menggunakan PIFS Code (Jurnal Akreditasi PAKAR UTY Februari 2007)
  13. Biometrics Palmprint Recognition using PIFS and Fractal Dimension (ICSIIT conference, Hard Rock Hotel, Bali July 2007)
Baca terus...

NERO BAND - Mengukir Prestasi di tengah Tugas yang Menanti


Bangga, itulah yang ada di hati para personil Nero Band karena berhasil menjadi peserta terfavorit dalam A Mild Wanted Live Contest Bali Nusra, yang berlangsung di Halaman Kantor Cabang TVRI Bali, di pertengahan bulan April lalu.


“Kami bangga walaupun bukan menjadi juara di ajang pencarian bakat yang berstandar nasional itu karena menurut mereka band favorit sudah sama halnya menjadi jawara dari ajang pencarian bakat tersebut,” tutur Gung De, sang gitaris.
Band yang sudah diberi stempel band teknik ini terbentuk pada Oktober 2006 lalu dengan personel Tria (vokal), Gung De (gitar), Dek Wis (gitar 2), Agung (bass), Danan (drummer), dan Gatot (manager) kian semangat untuk menggoreskan karya mereka untuk para penggemar mereka dan tentunya untuk mengharumkan nama Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Personil Never Ending Rythem Off ini, mengaku persiapan yang mereka lakukan untuk mengikuti A Mild Live Wanted Contest ini tidaklah banyak. “Persiapan kami itu cuma latihan dan latihan, tapi berdoa juga termasuk salah satu jurus jitu kami ditambah lagi pada saat lomba itu sangat menengangkan karena kami berada di hadapan para juri dan massa yang banyak,” papar personil Nero dengan canda. Tetapi, mereka juga tak lupa untuk mengatur waktu dalam hal urusan perkuliahan mereka. “Kami, harus pandai-pandai mengatur waktu untuk kuliah dengan latihan band, karena kami juga sekarang termasuk memasuki semester-semester sulit di Kampus,” tutur mereka tegas.
Personil Nero sendiri, tak menampik jika mereka ingin membuat album baru setelah album pertama mereka yang berjudul “Penantian Panjang”. “Kami ada rencana untuk membuat album baru, tetapi kami belum mendapatkan waktu yang pas, karena seperti yang kami bilang tadi tugas-tugas di Kampus masih menunggu kami untuk dikerjakan, jadi untuk sementara waktu kami masih tampil di acara-acara tertentu sambil menunggu waktunya kami membuat album selanjutnya,” tukas para personil Nero.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Fakultas Teknik, yang sudah mendukung penuh kami saat berlangsungnya A Mild Wanted Live Contest kemarin sehingga kami terpilih menjadi band terfavorit dalam ajang tersebut, pokoknya semua ini kami persembahkan untuk kalian para penggemar kami dan tentunya Fakultas Kita Tercinta, Fakultas Teknik, HIDUP TEKNIK!” tutur mereka penuh semangat. (bul)

Baca terus...

I Gede Mahatma Dharma - Berkarier demi Kenyamanan


Bagi sebagian orang tujuan menuntut ilmu di perguruan tinggi adalah untuk mengaplikasikan dalam dunia kerja yang berkaitan dengan bidang ilmu yang digeluti.


Namun bagi Bli Dede, begitulah sapaan akrabnya, menggeluti dunia kerja tidaklah harus sesuai dengan bidang ilmu yang digelutinya. Bagi pemilik nama lengkap I Gede Mahatma Dharma ini, dalam menjalani dunia kerja haruslah mengikuti minat dan ketertarikan tanpa melupakan bekal ilmu yang dimiliki.
Setamat kuliah dari teknik elektro tepatnya di tahun 2005, pria kelahiran 16 Oktober 1980 ini mencoba mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Ia pun mendapat pekerjaan sebagai manajer di sebuah perusahaan electrical mehcanical di Nusa Dua. Walaupun dengan gaji yang cukup menjanjikan sekitar 2,5 juta rupiah, Bli Dede hanya menggeluti pekerjaan tersebut hanya seminggu saja. Ia merasa tidak nyaman dengan pekerjaan tersebut. Padahal ia merasa cukup mampu dengan ilmu yang didapat saat kuliah.
“Saya sudah merasa tidak nyaman di minggu pertama. Mungkin karena saya susah diatur,” ujar Bli Dede sembari tertawa. Ia merasa ketidaknyamanan tersebut akibat adanya ketidakbebasan waktu.

Usaha clothing yang digelutinya memang telah ada sebelum Bli Dede mengakhiri masa kuliahnya. Tepatnya tahun 1999, ia telah memulai usaha clothing ini. Ia menggeluti usaha tersebut sebagai kerja sampingan di tengah kegiatan perkuliahannya.
“Melalui usaha ini saya bisa mencari tambahan uang bensin, uang jajan. Walaupun dengan usaha yang kecil-kecilan,” ungkap Bli Dede.
Pada awalnya usaha Clothing ini menggunakan nama Keeplebrothers. Bli Dede, kakaknya, dan teman dekatnya bekerja sama membuka usaha ini sebagai usaha clothing. Di tahun 2001 mereka pun memenangkan tender untuk Gempita Universitas Udayana. Namun akibat adanya ketidakpuasan terhadap pembagaian kerja dan hasil, akhirnya Bli Dede memisahkan diri untuk membentuk usaha sendiri. Dengan modal yang telah ia miliki maka terbentuklah Flameable Production.
“Dapat saya katakan saya memiliki jiwa enterpreneur. Saya selalu jeli melihat peluang untuk menghasilkan uang,”jelas Bli Dede.
Dibawah kepemimpinannya Flameable Production berkembang dengan signifikan. Flameable Production terdiri dari tiga fokus yaitu Order Division, Flameable Clothing, dan Printing Division. Pada Order Division, Bli Dede menerima pesanan yang berasal dari klien orang Jepang. Bli Dede menginvestasikan tabungannya untuk membeli mesin sablon. Produk-produk yang dihasilkan Flameable Production diantaranya
“Untuk Flameable Clothing saya ingin menciptakan brand sendiri seperti Volcom dan Billabong. Itu impian saya yang ingin saya wujudkan,” ujar Bli Dede.
Dari ketiga Divisi yang ada di dalam Flameable Production, Bli Dede mengaku Order Division yang paling menghasilkan.
“Berbisnis di dunia produksi tidak mesti punya semuanya, yang terpenting adanya link. Misalnya ada teman meminta untuk dibuatkan pamflet, saya akan menyanggupi,” ungkap Bli Dede.
Tidak hanya di Bali, Flameable Production kini telah merambah pasar Indonesia bagian timur. Flameable Production mendistribusikan produk-produk yang dhasilkan hingga Pulau Sumbawa. Tak hanya itu, order pun banyak berdatangan dari distributor Jepang. Kebanyakan dari ekspaktriat asing lebih memilih memproduksi di Bali karena harga yang lebih murah dibandingkan biaya produksi di luar negeri. Selain Jepang, Flameable mendistribusikan produk-produknya hingga ke Hawaii.
“Walaupun di pulau Jawa biaya produksi lebih murah dibandingkan di Bali, orang asing lebih mempercayai produksi di Bali dibandingkan di Pulau Jawa,” tegas Bli Dede.
Selain menggeluti dunia produksi, Bli Dede juga memanajeri band seperti The Djihard. Ia pun juga mencoba peruntungan sebagai Event Organizer untuk acara-acara konser musik. Bahkan pria yang hobi bermain sepak bola ini juga menjadi pelatihan sepak bola.
“Semua pekerjaan yang saya geluti adalah pekerjaan yang sesuai dengan apa yang saya suka. Apapun yang menyenangkan bagi saya saya akan lakukan,” kata Bli Dede menekankan.
Selama menjalani usaha Flameable ini Bli Dede belum pernah mengalami kejatuhan ataupun kerugian yang berarti. Walaupun ada sedikit kerugian akibat kesalahan teknis, bagi Bli Dede itu sebuah cobaan. Ia pun merasa mendapat penghasilan yang cukup dari usaha Flameable ini. Dari penghasilan tersebut pun ia merasa sudah bisa mempersiapkan diri untuk di masa depan.
“Bagi saya, usaha yang saya geluti ini sudah bisa memberikan pemasukan yang sangat mencukupi,”ujar Bli Dede.
Bagi Bli Dede bekerja haruslah memberi kenyamanan. Walapun memberi penghasilan yang menjanjikan namun membuat tekanan batin, tidak akan ada artinya. Percuma saja kita mendapat penghasilan besar namun tidak memiliki kebebasan dalam berekspresi. Walaupun dengan penghasilan kecil, apapun pekerjaan yang kita ambil memberi kenyamanan akan terasa lebih berarti.
“Untuk teman-teman mahasiswa Fakultas Teknik yang sekarang masih kuliah saya hanya bisa berpesan agar berani menekuni pekerjaan sesuai dengan kesenangan. Apa pun yang kamu suka, lakukan saja,” tegas Bli Dede. (oky)
Baca terus...

ARYA SUARA - Usaha Printing dan Kesuksesan


“Menjadi orang sukses,” demikian jawaban Arya Suara salah satu alumni teknik elektro ini ketika ditanya mengenai cita-citanya.


Alumni yang akrab disapa Pak Jeng ini sangat kagum dengan I Gusti Janardana, Pembantu Dekan III Fakultas Teknik. “Karena Beliau adalah pribadi yang disiplin serta tegas,” ungkap Pak Jeng. Selain itu, Janardanalah yang selalu memotivasi Pak Jenk untuk terus berprestasi.

Semasa kuliahnya, lelaki yang memiliki hobi bermain layang-layang ini sangat menyukai mata kuliah desain grafis karena ia dapat terus berinovasi serta mengembangkan ide-ide kreatif. Ditambah lagi, Pak Jenk bersama temannya sudah merintis usaha printing yang dahulu mereka beri nama Rescue. Seiring berjalannya waktu, berbagai perubahan pun terjadi. Sahabat Pak Jenk yaitu Sony menyerahkan Rescue sepenuhnya kepada Pak Jenk, karena ia diterima sebagai PNS. Semenjak saat itulah Pak Jenk bertekad, “Dengan kerja keras dan usaha yang sungguh- sungguh, saya harus terus mengembangkan perusahaan ini agar selalu menjadi yang lebih baik,”
Dan hasilnya anak ke-3 dari 3 bersaudara pasangan Ni Made Dila serta Wayan Putra Suyasa (Alm) ini sekarang telah menjadi pengelola sekaligus pemilik dari perusahaan printing yang bernama Siluet. Beliau merupakan orang yang mandiri dan ulet, dapat dilihat sejak Pak Jenk mengenyam bangku kuliah. “Saya sangat berkesan dengan fakultas teknik, karena di sinilah tempat saya menimba ilmu dan bergaul,” ujar Pak Jenk.
Terakhir, Pak Jenk berpesan, “Satu untuk para mahasiswa, kalian harus lebih berdedikasi dan harus lebih aktif dalam mencari ilmu serta berorganisasi, kedua untuk para dosen, agar lebih banyak memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dalam mengembangkan dirinya,” (awg)

Baca terus...

I Made Suryawan - MUSMA Membawa Berkah


Bermula dari MUSMA, alumni ini mulai tertarik berorganisasi.


Kiprah sosok pria di bidang IT yang sekarang menekuni kesehariannya di perusahan software yang cukup terkenal ini, merasa masa kuliahnya di Teknik Elektro sejak tahun 2002 sangat menyenangkan. Mantan Ketua Senat Fakultas Teknik angkatan 2004/2005 ini mulai tertarik dengan kegiatan organisasi sejak mengikuti MUSMA (Musyawarah Mahasiswa) pada tahun 2003, kemudian ia merasa terpacu untuk berorganisasi dan mengabdi pada Fakultas. “Rasa capek dan jenuh pasti ada, makanya saya pernah berhenti sejenak, yah.. Sekitar satu minggu dari aktivitas organisasi,” tutur pria yang bernama lengkap I Made Suryawan sambil tetap tersenyum ramah.

Pria yang la
hir pada tanggal 21 Februari 1984 ini cukup sukses dengan pekerjaan sebagai software engineer dan telah sesuai dengan idealisme pada saat lulus kuliah di mana dia harus dapat bekerja pada bidang yang dipelajari pada bangku kuliah. Kegiatan yang cukup banyak di kemahasiswaan membuatnya ingin menumbuhkan kepercayaan pada dosen, “Jika berbenturan, saya harus bisa menunjukkan kalau kegiatan-kegiatan saya tidak mengganggu kuliah dan dengan menjaga IPK, saya membuktikan saya dapat menjadi asisten lab, jadinya saya nunjukin kalo organisasi itu ga ganggu kuliah saya,” tambahnya.
“Yang paling penting kita dapat membagi waktu dan pada pagi hari harus benar-benar fokus pada materi kuliah dan pada siang hari dipergunakan untuk membuat tugas sedangkan pada malamnya membahas tentang kegiatan kemahasiswaan,” ungkap pria yang pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua II Himpunan Mahasiswa Elektro. “Niat membuat suatu perusahaan pasti ada, tapi masih merasa ingin mendalaminya lagi. Lagipula saya masih ingin tetap bekerja di bidang ini, kita berinteraksi dengan industri yang global, informasi cepat berkembang, pasar terbuka dngan luas, kita harus punya skill dan metode. Bila memiliki skill tanpa metode itu nonsense,” jawabnya dengan tertawa ketika ditanya soal keinginan berdiri sendiri.
Masalah yang dirasakan oleh mantan Kabid IV SMFT tahun 2003/2004 ini selama menjalani masa perkuliahan adalah pemberian materi yang belum menyuruh dan tidak tahu digunakan pada saat yang bagaimana, ia menilai materi kuliah yang didapatkannya hanya menyentuh bagian permukaannya saja. “Sebenernya kita mahasiswa Teknik UNUD tidak kalah dengan Fakultas Teknik di Universitas lainnya, hanya kita kurang kesempatan. Mahasiswa diluar mereka berkesempatan melihat industri secara langsung dan mungkin itu karena ikatan alumni mereka kuat, maklumlah kita kan baru, tidak seperti ITB yang ikatan alumninya sangat kuat, begitu ada alumni mereka yang bekerja di suatu perusahaan dan sukse, mereka akan mendatangkan alumni mereka tersebut dan memberikan seminar pada universitasnya,” ujarnya.
“Dan pada saat kunjungan ke industri mereka diberikan kesempatan untuk mencoba, bukan hanya memandang dan memperhatikan, ya..itu pun kalau mahasiswanya mau mengembangkan dan meresapi yang dilihatnya. Kita sebagai mahasiswa Teknik UNUD harus pintar mencari kesempatan dan tidak hanya bergantung pada kampus aja tapi kita harus mencari dan aktif, kita ini tidak boleh kalah saing dengan mahasiswa universitas lainnya kan fasilitas kita sama lengkapnya kok” papar pria yang hobi membaca ini.
Kesan dan pesan untuk mahasiswanya agar lebih aktif dan juga aktif dalam kemahasiswaan dan untuk dekanat agar dapat memberikan mahasiswanya kesempatan lebih. “Saya harap organisasi mahasiswa bisa lebih aktif, mandiri dan efektif,” harap pria yang akrab dipanggil surya ini menutup perbincangan. (pyn)

Baca terus...

Majalah MAESTRO





Majalah Perdana MAESTRO Edisi September 2009

Baca terus...

Dosen dan Mahasiswa Teknik Sesalkan Pengunduran KIM


Biasanya kegiatan Kemah Ilmiah Mahasiswa (KIM) dilaksanakan beberapa hari setelah Student Day atau pada awal masa perkuliahan. Namun pada tahun ini, kegiatan tersebut diundur sampai kegiatan perkuliahan para mahasiswa baru sudah berjalan selama satu semester.


Beberapa dosen dan mahasiwa Teknik menyesalkan keputusan Rektor untuk mengundurkan pelaksanaan KIM. Keputusan Rektor tersebut sesuai SK Rektor No.262/H14/Km/2009 tentang tata laksana kegiatan kemahasiswaan Universitas Udayana, dinilai oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik justru merugikan. Dimana dalam BAB IX Pasal 15 yang mengatur tentang Kegiatan Kemah Ilmiah Mahasiswa melibatkan mahasiswa baru disebutkan pada Ayat 1 bahwa, “Kegiatan Kemah Ilmiah Mahasiswa melibatkan mahasiswa baru yang dilaksanakan oleh Fakultas diluar kampus Universitas Udayana, baru dapat dilaksanakan setelah proses belajar mengajar mahasiswa baru berjalan satu semester (mahasiswa semester 2),” Pembantu Dekan III Fakultas Teknik menyatakan jika KIM diundur, akan timbul masalah dalam turunnya dana. ”Kalau Januari, dananya itu susah turun, bagaimana kegiatan itu bisa dibiayai,” ungkap Janardana.

Beliau mengungkapkan pengunduran KIM juga sangat tidak relevan apa lagi bulan Januari merupakan musim penghujan. ”Jika dilihat dari segi kondisi cuaca, bulan Januari cuacanya jelek. Jika KIM dilaksanakan, KIM tidak dapat berjalan dengan baik karena maba tidak dapat tidur di tenda dengan baik dan kesehatan maba pun terganggu,” tegas Janardana.
Hal ini tentunya sangat mengejutkan. Karena seperti yang diketahui bersama, kegiatan KIM telah dilaksanakan sejak dulu dan berkelanjutan. Tanggapan yang beragam pun muncul dari berbagai pihak. “Pengumpulan-pengumpulan akan susah dilaksanakan karena diganggu kuliah dibandingkan kalo KIM di awal perkuliahan, saat masih masa penyesuaian,” ungkap Apri, mahasiswi Teknik Elektro 2007.
Maksudnya disini adalah, bila KIM dilaksanakan di awal semester ini, maka mahasiswa baru akan lebih fokus dan dapat mempersiapkan diri dengan baik dan konsentrasi tidak pecah karena memikirkan perkuliahan. ”KIM akan sangat bermanfaat karena merupakan rangkaian kegiatan pengenalan kehidupan kampus dan mahasiswa dapat belajar berinteraksi,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Gema, mahasiswa Arsitek 07, ” Terus terang saya tidak setuju KIM diundur 1 semester, KIM yang sebelumnya sudah memiliki perhitungan yang pas, karena sudah termasuk dalam kegiatan orientasi, sehingga perlu diadakan di awal perkuliahan, selain itu KIM juga perlu persiapan yang matang dari panitia dan maba. Jika kita tanggapi secara bijak, KIM sangatlah bermanfaat bagi maba, karena dapat membentuk mental maba agar lebih siap dalam menghadapi perkuliahan. Apa lagi jadwal perkuliahan di teknik sangat padat,”
Tidak hanya dikalangan mahasiswa lama saja, beragam tanggapan juga muncul dari mahasiswa baru. Bagi mereka, kegiatan KIM dilaksanakan di awal ataupun di akhir perkuliahan tidak menjadi masalah. ” Menurut saya, kalau KIM ditunda itu sih tidak terlalu berpengaruh, yang jelas kita harus ikut KIM. KIM bertujuan untuk mengikat tali persaudaraan dengan maba yang lain dan mempererat sikap gotong royong,” ujar Yopy, maba Sipil 09. Lain halnya dengan Sasa, maba arsitek 09 Ia merasa KIM lebih baik dilaksanakan di awal perkuliahan. ”Saya kurang setuju KIM dilaksanakan di akhir perkuliahaan. Lebih baik langsung saja sehabis ospek, biar cepat selesai kegiatan orientasinya,” ungkapnya.
Masalah KIM yang ditunda satu semester memang menjadi polemik tersendiri di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik. Para panitia KIM yang sudah terbentuk dan susunan acara yang sudah ditetapkan dan dirapatkan selama berbulan- bulan menjadi kacau. Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Teknik, I.B Sahadewa menyatakan kegiatan KIM ditunda ada sisi baik dan buruknya. ”Kegiatan KIM ini ditunda memang ada sisi baik dan buruknya, sisi baiknya, menghilangkan kesan perploncoan, sedangkan sisi buruknya para mahasiswa baru tidak bisa menjalankan perkuliahan dengan lancar, karena masih ada hutang kegiatan orientasi. Jika disikapi secara bijak, kegiatan KIM ini sangat bermanfaat bagi maba karena akan adanya kaderisasi serta membentuk mental dan karakter maba yang benar-benar teknik, yang tidak hanya bergelut di bidang akademis, tapi juga peka di masyarakat. Antara soft skill dan hard skill mahasiswa baru menjadi seimbang, ” jelas Ketua BPM.
Ketua Senat Fakultas Teknik, Kadek Hady Surya Wirawan juga memberikan tanggapan yang tidak jauh berbeda. Akibat dari ditundanya KIM, program kerja Senat Fakultas Teknik juga menjadi terganggu ” Program kerja Senat Fakultas Teknik menjadi terganggu, karena masa berakhir jabatan saya sebagai ketua senat ditunda selama satu bulan. Dari segi konsep acara, akan ada gap dari maba dan mala, dari segi persiapan, persiapan KIM yang sekarang tidak sematang KIM sebelumnya, karena ketika selesai ujian akhir langsung diadakan KIM,” terangnya.
Untuk mengatasi itu semua, Senat Mahasiswa Fakultas Teknik sudah mengambil beberapa keputusan. ”Senat Fakultas Teknik sudah menunjuk beberapa orang untuk membentuk kepanitiaan kecil yang siap dengan segala konsekuensinya, selain itu akan ada pengumpulan maba setiap minggunya selama 4 bulan ke depan,” ungkap Ketua Senat Fakultas Teknik.
Beberapa mahasiswa menuding pengunduran KIM berkaitan dengan isu nepotisme dalam keputusan rektor ini. Hal ini karena adanya segelintir anak- anak pejabat yang yang menjadi mahasiswa baru di Universitas Udayana ini. ”Kalaupun kabar itu benar, sungguh sangat disayangkan, kenapa pejabat kok bisa kayak gitu?” komentarnya.
Apa mau dikata, kegiatan KIM yang telah disusun secara berbulan- bulan dengan susah payah akhirnya diundur. ”KIM diundur sesuai dengan aturan yang telah diterbitkan oleh rektor UNUD dan kita harus menaatinya,” terang Janardana.
By : Wimas dan Awing


Baca terus...

Gegap Gempita Pembukaan PORTEK 2009 !


Hidup Teknik! slogan khas fakultas kita yang tiga kali diteriakkan oleh Pak Dekan. Balon Portek diterbangkan dan sirene dibunyikan sebagai pertanda pembukaan acara Pekan Olahraga Teknik, Jumat, 24 April 2009 di Lapangan Kompyang Sujana.



Pukul 15.35 WITA, Portek dimulai dengan pengumpulan atlet dan panitia di asing-masing himpunan untuk mengadakan upacara pembukaan. Ketua panitia Portek 2009, Yudi Pratana memberikan laporan mengenai acara –acara beserta jadwal pertandingan dan tempatnya. Kompetisi akan dimulai dari tanggal 24 April hingga 17 Mei 2009.
Prosesi dilanjutkan dengan penyerahan piala bergilir dari Ketua Himpunan Jurusan Elektro, Ida Bagus Tri Soma Antara kepada Ketua Panitia. Stadion menjadi gegap gempita menyaksikan serah terima ini. Laporan Ketua Senat menjadi agenda acara selanjutnya dilanjutkan doa pembukaan.

Acara resmi dibuka pada pukul 15.52 WITA, pertandingan sepak bola antara Tim Elektro Reguler dengan Tim Arsitektur Reguler menjadi pertandingan perdana hari itu. Setelah melakukan pemanasan, pertandingan dimulai pada pukul 16.12 WITA. Pertandingan berlangsung seru dengan suporter dari masing-masing massa jurusan yang heboh dengan teriakan memberi dukungan dan semangat kepada kedua tim.
Pak Redana selaku Dekan Fakultas Teknik memberikan beberapa sambutan awal mulai dari menjaga sportivitas dalam bertanding, menjaga kreativitas dengan baik, jangan melakukan hal-hal yang merugikan, dan acara diharapkan berjalan dengan lancar. Berikut liputan tim redaksi Maestro mengenai terselenggaranya dan manfaat Portek dengan beberapa narasumber.
Tema Portek 2009 yang mengusung “Sportif, Friendship, and Show Your Spirit” diharapkan Yudi dapat berjalan dengan lancar. “Sudah 2 bulan ini panitia pelaksana melakukan persiapan Portek meskipun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki namun pelaksanaannya sudah cukup baik,” jelas Yudi.
“Portek salah satu kegiatan tahunan teknik, sebelum ada Portek untuk menyalurkan mahasiswa Fakultas Teknik ada Liga Teknik untuk cabang olah raga sepak bola,” ungkap Pak Janar, Pembantu Rektor III Fakultas Teknik. Portek tahun ini merupakan yang kedua kalinya, “jadi selain menyalurkan hobi, Portek diharapkan dapat mencetak bibit unggul untuk maju dalam kejuaraan lain, baik tingkat universitas ataupun yang lain. Sebelumnya tim teknik pun pernah berprestasi di POMDA,” terang Pak Janar.
Portek ini memang merupakan salah satu media mahasiswa teknik untuk menyalurkan hobi dan bakatnya dalam bidang olahraga, “Portek sebagai ajang menggali prestasi olahraga yang bersifat kompetitif, membangun sportivitas yang menunjang bidang akademik. Selain itu Portek juga digunakan untuk menjaring mahasiswa berprestasi di pertandingan ke jenjang yang lebih tinggi seperti liga basket dan Pomda,” jelas Pak Redana, Dekan Fakultas Teknik.
Pak Redana mengakui banyak manfaat yang akan dirasakan selama terselenggaranya Portek setiap tahun. “Untuk menyelaraskan prestasi akademik yaitu membangun IQ dan EQ dan prestasi non-akademik , salah satunya melalui olahraga,” lanjutnya. Manfaat lain yang secara tidak langsung dirasakan adalah untuk mengakrabkan dan saling mengenalkan antara jurusan satu dengan yang lainnya.
“Harapan dari bapak agar kegiatan berjalan dengan lancar. Mahasiswa, dapat menaatkan sebaiknya event ini untuk menjunjung tinggi sportivitas dan mendapatkan juara yang pantas untuk dibanggakan,” imbuhnya ketika ditanya mengenai harapan pada terselenggaranya Portek 2009. ”Lagipula kegiatan ini tidak mengganggu kegiatan akademik karena dilaksanakan pada hari jumat, " lanjutnya sehingga yakin sekali kegiatan perkuliahan mahasiswa tentu saja tidak akan terganggu.
“Portek yang merupakan event puncak dari kegiatan olahraga di Fakultas Teknik. Jadi setiap jurusan itu punya pekan olahraga masing-masing, di Portek inilah setiap mahasiswa teknik disatukan, Mahasiswa non-reguler juga mempunyai Porteksi. Kegiatan Portek ini ini merupakan ajang penunjukan bakat dan sekaligus persiapan Porseni Unud,” kata Kadek Hady, Ketua Senat Fakultas Teknik. “Olahraga juga mampu menyatukan mahasiswa teknik,” tambah Ida Bagus Sahadewa selaku Ketua Badan Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Teknik.
“Kegiatan ini akan terus dilaksanakan karena melalui kegiatan ini spirit teknik tetap terjaga, Portek merupakan kegiatan yang positif, antusiasme Portek tahun ini bisa dikatakan sama dengan Portek tahun lalu, dan untuk tahun ini terdapat penambahan satu cabang yaitu voli. Jadi orang-orang yang berminat di voli pada tahun lalu sekarang dapat berpartisipasi di Portek,” jelas Kadek Hady.
Hal senada diungkapkan Pak Janar, “Portek mampu menampung hobi mahasiswa tersebut, kedepannya Portek diharapkan bisa dikembangkan menjadi Porseni dengan menambah cabang-cabang yang lain,” ungkap beliau.
Berkaca dari antusiasme dan manfaat yang dirasakan, “kedepannya teknik akan membuat program student day tiap hari sabtu, pesertanya dari mahasiswa, dosen, pegawai, dan dharma wanita. Pada student day ini kegiatannya membuat kelompok sesuai dengan hobi seperti tari, olahraga, dan lain lain,” harap Pak Janar menutup perbincangan.
“Dengan kegiatan Portek ini, para mahasiswa yang berkecimpung di olahraga mampu menyalurkan bakatnya. Sementara mahasiswa yang lain, mampu mendukung dengan menjadi suporter,” jawab Kadek Hadi ketika ditanya mengenai manfaat kegiatan Portek. Tentunya ini menjadi nilai tambah kegiatan Portek sebab dapat mengikut sertakan semua mahasiswa Fakultas Teknik.
Bicara mengenai manfaat, Bapak I Gusti Bagus Bujana yang menjadi Dosen Pembina Teknik Arsitektur mengungkapkan beberapa pendapatnya. “Manfaat Portek sesungguhnya banyak sekali dapat disebutkan yaitu menumbuhkan rasa persaudaraan bersama sekaligus mempererat interaksi sesama mahasiswa, menyalurkan minat mahasiswa terhadap olahraga, menggali bakat atau mencari bibit unggul, digunakan sebagai ajang olahraga, selain bisa refreshing juga bonus tubuh yang sehat dan menumbuhkan soft skill pada mahasiswa,” papar dirinya.
“Harapan saya, Portek ini menjadi budaya teknik. Bisa menjaring bibit pemain untuk membentuk tim olahraga teknik yang bisa besaing di tingkat nasional,” jawabnya ketika ditanya harapan akan Portek 2009. Sedangkan Yudi berharap Portek selanjutnya bisa menambah cabang olahraga, dipersiapkan dengan lebih baik, dan atlet yang didapat dari Portek bisa mengharumkan nama Teknik.
Tim Maestro juga berhasil melakukan wawancara dengan dua Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan terkait persiapan mengikuti kegiatan Portek, kesempatan untuk meraih kemenangan dan harapan untuk Portek tahun ini dan kedepannya.
”Persiapan sebelum Portek? Yang pasti latihan dilakukan intensif tiap minggunya. Mesin optimis untuk menang tahun ini dan tidak ada lawan dari himpunan atau jurusan lain yang harus dikhawatirkan. Harapan untuk Portek 2009, yang pasti ya jadi juaranya, cabang olahraga juga mungkin dapat ditambah seperti golf dan main kelereng,” canda Agus Rahayuan Adinata, Ketua HMJ Mesin.
Sedangkan ketika tim redaksi bertanya kepada Ucok, nama panggilan Ida Bagus Tri Soma Antara, “Persiapan dari Elektro, latihan tiap minggu secara intensif di Lapangan Renon, melakukan seleksi pemain 2 bulan sebelum Portek. Elektro sendiri sangat yakin akan mendapat gelar juara umum karena Elektro, terutama sepak bola, sudah mejadi tradisi. Selain itu, atlet-atlet dari sepak bola merupakan mantan atlet-atlet daerah dan banyak juga yang mengikuti dan aktif di club. Harapannya, penambahan cabang olahraga lain seperti karate dan silat serta hadiahnya juga ditambah supaya lebih banyak lagi,” Katanya. Memang tak dapat dipungkiri cabang yang dilombakan serta hadiah dapat menjadi faktor yang merangsang motivasi mahasiswa untuk bersaing secara sehat.
Pertandingan selesai dengan skor 3 – 0 untuk Tim Elektro Reguler pada pukul 17.45 WITA. Seluruh penonton dan peserta meninggalkan stadion. Akhir kata selamat bertanding bagi tim-tim nanti. HIDUP TEKNIK ! [Red]
Baca terus...

Redaksi MAESTRO

Redaksi MAESTRO
Sekretariat : Undagi Graha, Kampus Fakultas Teknik
Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
email : majalah_maestro@rocketmail.com , website : www.majalahmaestro.blogspot.com
Pemasangan Iklan Hub. OKI 08563832618
Baca terus...

About MAESTRO

Apa Sih MAESTRO???

MAESTRO: Mesin ArsitEk Sipil elekTRO
Telah berdiri sejak zaman dulu kala, dan sempat mati suri (non aktif) selama 2 tahun. Tahun 2009 bangkit kembali dengan format baru yang lebih Muda, Beda, dan Inovatif.

Pers Mahasiswa Fakultas Teknik
Lembaga Pers yang dijalankan oleh mahasiswa Fakultas Teknik dan berada di bawah naungan Senat Mahasiswa Fakultas Teknik (SMFT). Lembaga Pers ini hampir sama dengan ekstra kurikuler jurnalistik di tingkat Sekolah Menengah.

Apa sih kerja MAESTRO???
Redaksional :
  • Flyer 2 mingguan
  • Majalah 6 bulanan
  • Galeri Foto
Non Redaksional :
  • Wisjur (Wisata Jurnalistik)
  • PJM (Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa)
  • Musker (Musyawarah Kerja)
Baca terus...