I Made Suryawan - MUSMA Membawa Berkah


Bermula dari MUSMA, alumni ini mulai tertarik berorganisasi.


Kiprah sosok pria di bidang IT yang sekarang menekuni kesehariannya di perusahan software yang cukup terkenal ini, merasa masa kuliahnya di Teknik Elektro sejak tahun 2002 sangat menyenangkan. Mantan Ketua Senat Fakultas Teknik angkatan 2004/2005 ini mulai tertarik dengan kegiatan organisasi sejak mengikuti MUSMA (Musyawarah Mahasiswa) pada tahun 2003, kemudian ia merasa terpacu untuk berorganisasi dan mengabdi pada Fakultas. “Rasa capek dan jenuh pasti ada, makanya saya pernah berhenti sejenak, yah.. Sekitar satu minggu dari aktivitas organisasi,” tutur pria yang bernama lengkap I Made Suryawan sambil tetap tersenyum ramah.

Pria yang la
hir pada tanggal 21 Februari 1984 ini cukup sukses dengan pekerjaan sebagai software engineer dan telah sesuai dengan idealisme pada saat lulus kuliah di mana dia harus dapat bekerja pada bidang yang dipelajari pada bangku kuliah. Kegiatan yang cukup banyak di kemahasiswaan membuatnya ingin menumbuhkan kepercayaan pada dosen, “Jika berbenturan, saya harus bisa menunjukkan kalau kegiatan-kegiatan saya tidak mengganggu kuliah dan dengan menjaga IPK, saya membuktikan saya dapat menjadi asisten lab, jadinya saya nunjukin kalo organisasi itu ga ganggu kuliah saya,” tambahnya.
“Yang paling penting kita dapat membagi waktu dan pada pagi hari harus benar-benar fokus pada materi kuliah dan pada siang hari dipergunakan untuk membuat tugas sedangkan pada malamnya membahas tentang kegiatan kemahasiswaan,” ungkap pria yang pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua II Himpunan Mahasiswa Elektro. “Niat membuat suatu perusahaan pasti ada, tapi masih merasa ingin mendalaminya lagi. Lagipula saya masih ingin tetap bekerja di bidang ini, kita berinteraksi dengan industri yang global, informasi cepat berkembang, pasar terbuka dngan luas, kita harus punya skill dan metode. Bila memiliki skill tanpa metode itu nonsense,” jawabnya dengan tertawa ketika ditanya soal keinginan berdiri sendiri.
Masalah yang dirasakan oleh mantan Kabid IV SMFT tahun 2003/2004 ini selama menjalani masa perkuliahan adalah pemberian materi yang belum menyuruh dan tidak tahu digunakan pada saat yang bagaimana, ia menilai materi kuliah yang didapatkannya hanya menyentuh bagian permukaannya saja. “Sebenernya kita mahasiswa Teknik UNUD tidak kalah dengan Fakultas Teknik di Universitas lainnya, hanya kita kurang kesempatan. Mahasiswa diluar mereka berkesempatan melihat industri secara langsung dan mungkin itu karena ikatan alumni mereka kuat, maklumlah kita kan baru, tidak seperti ITB yang ikatan alumninya sangat kuat, begitu ada alumni mereka yang bekerja di suatu perusahaan dan sukse, mereka akan mendatangkan alumni mereka tersebut dan memberikan seminar pada universitasnya,” ujarnya.
“Dan pada saat kunjungan ke industri mereka diberikan kesempatan untuk mencoba, bukan hanya memandang dan memperhatikan, ya..itu pun kalau mahasiswanya mau mengembangkan dan meresapi yang dilihatnya. Kita sebagai mahasiswa Teknik UNUD harus pintar mencari kesempatan dan tidak hanya bergantung pada kampus aja tapi kita harus mencari dan aktif, kita ini tidak boleh kalah saing dengan mahasiswa universitas lainnya kan fasilitas kita sama lengkapnya kok” papar pria yang hobi membaca ini.
Kesan dan pesan untuk mahasiswanya agar lebih aktif dan juga aktif dalam kemahasiswaan dan untuk dekanat agar dapat memberikan mahasiswanya kesempatan lebih. “Saya harap organisasi mahasiswa bisa lebih aktif, mandiri dan efektif,” harap pria yang akrab dipanggil surya ini menutup perbincangan. (pyn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar